Monday 5 February 2018

Kesengsaraan Di Padang Mahsyar

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah, selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. 
[Surah Muhammad, 47: Ayat 19]
************************************************************

Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Selawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Sollallahu ‘Alaihi Wa Sallam, para sahabat dan seluruh kaum muslimin yang senantiasa berpegang teguh pada sunnah Baginda Sollallahu ‘Alaihi Wa Sallam sampai hari kiamat.
Rasulullah Sollallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً
“Manusia akan dikumpulkan pada hari Kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 5102 dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha).
Demikianlah keadaan manusia tatkala bertemu dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala di Padang Mahsyar dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan. Meskipun demikian, akhirnya mereka diberi pakaian juga. Dan manusia yang pertama kali diberi pakaian adalah Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ مَنْ يُكْسَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِبْرَاهِيْمُ
“Sesungguhnya orang pertama yang diberi pakaian pada hari Kiamat adalah Nabi Ibrahim.”(Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 4371).
Adapun pakaian yang dikenakannya ketika itu adalah pakaian yang dikenakan ketika mati. Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah Sollallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
اَلْمَيِّتُ يُبْعَثُ فِيْ ثِيَابِهِ الَّتِيْ يَمُوْتُ فِيْهَا
“Mayat akan dibangkitkan dengan pakaian yang dikenakannya ketika mati.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Hibban dalam Shahih-nya. Hadits ini dinilai shahih oleh al-Albani dalam Shohiih at-Targhib wat-Tarhib, no. 3575)
Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu, tatkala hendak menguburkan jenazah ibunya, beliau meminta agar jenazah ibunya dikafani dengan pakaian yang baru. Beliau mengatakan, “Perbaguskanlah kafan jenazah kalian, karena sesungguhnya mereka akan dibangkitkan dengan (memakai) pakaian itu.” (Fat-hul Bari Syarah Shahih al-Bukhari, 11/383).

Bagaimana Manusia Dihalau Ke Padang Mahsyar?

Manusia dihalau ke Padang Mahsyar dengan berbagai keadaan yang berbeza sesuai dengan amalannya. Ada yang dihalau dengan berjalan kaki, sebagaimana dikhabarkan oleh Rasulullah Sollallahu ‘Alaihi Wa Sallam:
إِنَّكُمْ مُلاَقُو اللهِ حُفَاةً عُرَاةً مُشَاةً غُرْلاً
“Sesungguhnya kalian akan menjumpai Allah dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian, berjalan kaki, dan belum dikhitan.” (Hadits shahih. Diriwayat-kan oleh al-Bukhari, no. 6043)
Ada juga yang berkenderaan. Namun tidak sedikit yang diseret di atas wajah-wajah mereka. Rasulullah Sollallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
إِنَّكُمْ تُحْشَرُوْنَ رِجَالاً وَرُكْبَانًا وَتُجَرُّوْنَ عَلَى وُجُوْهِكُمْ
“Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (ke Padang Mahsyar) dalam keadaan berjalan, dan (ada juga yang) berkenderaan, serta (ada juga yang) diseret di atas wajah-wajah kalian.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, dan beliau mengatakan, “Hadits hasan.” Hadits ini dinilai hasan oleh al-Albani dalam Shahiih at-Targhib wat-Tarhib, no. 3582).
Abu Said al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa ada seseorang berkata kepada Rasulullah Sollallahu ‘Alaihi Wa Sallam,
يَا رَسُولَ اللهِ كَيْفَ يُحْشَرُ الْكَافِرُ عَلَى وَجْهِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟ قَالَ: أَلَيْسَ الَّذِي أَمْشَاهُ عَلَى رِجْلَيْهِ فِي الدُّنْيَا قَادِرًا عَلَى أَنْ يُمْشِيَهُ عَلَى وَجْهِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟!
“Wahai Rasulullah, bagaimana bisa orang kafir digiring di atas wajah mereka pada hari Kiamat?” Rasulullah Sollallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjawab: “Bukankah Robb yang membuat seseorang berjalan di atas kedua kakinya di dunia, mampu untuk membuatnya berjalan di atas wajahnya pada hari Kiamat?!” Qatadah mengatakan, “Benar, demi kemuliaan Robb kami.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6042 dan Muslim, no. 5020).

Ketika Matahari Didekatkan Dengan Jarak 1 mil

Kaum muslimin yang kami muliakan, ketika manusia dikumpulkan di padang Mahsyar, matahari didekatkan sejauh sejengkal dari mereka, sehingga manusia berkeringat, hingga keringat tersebut menenggelamkan mereka sesuai dengan amalan masing-masing ketika di dunia.
Rasulullah Sollallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُوْنَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيْلٍ، قَالَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ : فَوَاللهِ، مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي بِالْمِيْلِ أَمَسَافَةَ اْلأَرْضِ أَمْ الْمِيْلَ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ، قَالَ : فَيَكُوْنُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى كَعْبَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى حَقْوَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا، وَأَشَارَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ إِلَى فِيْهِ
“Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal 1 mil” –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya. Rasulullah Sollallahu ‘Alaihi Wa Sallam memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2864)
Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin Rahimahullah mengatakan, “Jarak satu mil ini, baik satu mil yang biasa atau mil alat celak, semuanya dekat. Apabila sedemikian rupa panasnya matahari di dunia, padahal jarak antara kita dengannya sangat jauh, maka bagaimana jika matahari tersebut berada satu mil di atas kepala kita?!” (Syarah al-‘Aqidah al-Wasithiyyah, 2/134).
Jika matahari di dunia ini didekatkan ke bumi dengan jarak 1 mil, nescaya bumi akan terbakar. Bagaimana mungkin di akhirat kelak matahari didekatkan dengan jarak 1 mil namun makhluk tidak terbakar?
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin Rahimahullah mengatakan bahawa pada hari Kiamat kelak tatkala manusia dikumpulkan di padang mahsyar, kekuatan mereka tidaklah sama dengan kekuatan mereka ketika hidup di dunia. Akan tetapi mereka lebih kuat dan lebih tahan. Seandainya manusia sekarang ini berdiri selama 50 hari di bawah terik matahari tanpa naungan, tanpa makan, dan tanpa minum, nescaya mereka tidak mungkin mampu melakukannya, bahkan mereka akan binasa. Namun pada hari Kiamat kelak, mereka mampu berdiri selama 50 tahun tanpa makan, tanpa minum, dan tanpa naungan, kecuali beberapa golongan yang dinaungi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Mereka juga mampu menyaksikan kengerian-kengerian yang terjadi. Perhatikanlah keadaan penghuni Neraka yang disiksa (dengan begitu kerasnya), namun mereka tidak binasa karenanya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُوْدُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُوْدًا غَيْرَهَا لِيَذُوْقُوا الْعَذَابَ (56)
“Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan adzab.” (An-Nisa’: 56). (Syarah Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah, 2/135)

Golongan Yang Akan Mendapatkan Naungan ‘Arsy Allah Ta’ala

Pada hari yang sangat panas itu, Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan memberikan naungan kepada sebagian hamba pilihan-Nya. Tidak ada naungan pada hari itu kecuali naungan-Nya semata. Rasulullah Sollallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda (yang artinya): “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan naungan ‘Arsy-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya semata.
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: اْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan ‘Arsy-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya semata.
1. Imam (pemimpin) yang adil.
2. Pemuda yang tumbuh besar dalam beribadah kepada Rabbnya.
3. Seseorang yang hatinya senantiasa terpaut pada masjid.
4.  Dua orang yang saling mencintai karena Allah, dimana keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah.
5. Dan seorang laki-laki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang berkedudukan lagi cantik rupawan, lalu ia mengatakan: “Sungguh aku takut kepada Allah.”
6. Seseorang yang bershodaqoh lalu merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya.
7.   Dan orang yang berdzikir kepada Allah di waktu sunyi, lalu berlinanglah air matanya.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, II/143 – Fat-h, dan Muslim, no. 1031).
Golongan lain yang mendapatkan naungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah orang yang memberi kelonggaran kepada orang yang kesulitan membayar hutang kepadanya atau memutihkan hutang darinya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَنْظَرَ مُعْسِرًا أَوْ وَضَعَ عَنْهُ أَظَلَّهُ اللهُ فِي ظِلِّهِ
“Barangsiapa yang memberi kelonggaran kepada orang yang sedang kesulitan membayar hutang atau memutihkan hutang orang tersebut, niscaya Allah akan menaunginya dalam naungan Arsy-Nya (pada hari Kiamat).” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 3006)
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan hidayah taufiq dan pertolongan-Nya kepada kita untuk menjadi bagian dari golongan yang mulia ini. Amin


Sumber: www.muslim.or.id

Wednesday 31 January 2018

Risalah Agung Yang Telah Dikaburi oleh Yahudi - Kisah Nabi Isa Alaihi Salam

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah, selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. 
[Surah Muhammad, 47: Ayat 19]

_________________________________________________________________________________

Cabaran Maryam Ketika Melahirkan Nabi Isa Alaihi Salam


Setelah Maryam anak Imran dewasa, datanglah Malaikat Jibril Alaihi Salam yang menyerupai lelaki menghadapnya seraya memberi khabar dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala, bahawa akan lahirnya seorang lelaki(Nabi Isa Alaihi Salam) darinya. Di dalam Al-Qur'aan kisah ini disebutkan sebagai :

"Dia (Jibril Alaihi Salam) berkata: "Sesungguhnya aku(Jibril Alaihi Salam) ini hanyalah seorang utusan Robbmu untuk memberimu(Maryam) seorang anak lelaki(Nabi Isa Alaihi Salam) yang suci." [Surah Maryam, 19: Ayat 19]

Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku(Maryam) seorang anak lelaki(Nabi Isa Alaihi Salam), padahal tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku(Maryam), dan aku(Maryam) bukan pula seorang pezina". [Surah Maryam, 19: Ayat 20]


Jibril Alaihi Salam berkata: "Demikianlah!" Robbmu Berfirman: "Hal itu mudah bagi-Ku, dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami, dan itu adalah suatu perkara yang sudah di putuskan" [Surah Maryam, 19: Ayat 21].


Maka Maryam mengandung, lalu dia(Maryam) menjauh dari kaumnya kerana malu. Ketika dia(Maryam) hampir melahirkan, disandarkannya tubuhnya pada sebatang pohon kurma, lalu dia(Maryam) berkeluh kesah sebagaimana dikisahkan di dalam Al-Qur'aan :

Maka rasa sakit akan melahirkan anak(Nabi Isa Alaihi Salam) memaksa dia(Maryam) bersandar pada pangkal pohon kurma, dia(Maryam) berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku(Maryam) mati sebelum ini, dan aku(Maryam) menjadi barang yang tidak bererti lagi dilupakan".  
[Surah Maryam, 19: Ayat 23]


Maka Jibril Alaihi Salam menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu(Maryam) bersedih hati, sesungguhnya Robbmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. 
[Surah Maryam, 19: Ayat 24)



Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu(Maryam), nescaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak bagimu(Maryam). [Surah Maryam, 19:  Ayat 25)



Maka makan, minum, dan bersenang hatilah kamu(Maryam). Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya  aku(Maryam) telah bernazar untuk berpuasa bagi Robb Yang Maha Pemurah, maka aku(Maryam) tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini." [Surah Maryam, 19: Ayat 26)

Tidak lama setelah itu, lahirlah seorang Putera (Nabi Isa Alaihi Salam) dari Maryam yang diberi nama Isa (Nabi Isa Alaihi Salam) yang kemudian di angkat menjadi Nabi dan Rasul Allah. Meskipun di kampungnya Maryam di cemuh kaumnya dengan tuduhan berzina, namun dia(Maryam) hanya diam membisu sesuai dengan perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Jadi, Nabi Isa Alaihi Salam adalah Putera Maryam, tanpa seorang bapa. Baginda Alaihi Salam lahir pada tahun 622 sebelum hijrah. Peristiwa kelahiran Nabi Isa Alaihi Salam itu, sesungguhnya menjadi ujian bagi manusia, siapa di antara mereka yang beriman dan siapa yang ingkar kepada Allah Subhanahu Wa Ta'aala.

Ketika kaumnya bertanya kepada Maryam tentang anak (Nabi Isa Alaihi Salam) yang digendongnya, Maryam tidak mahu berbicara, tetapi memberi isyarat mereka sambil menunjuk bayinya (Nabi Isa Alaihi Salam) yang baru lahir. Kaumnya menjadi hairan seraya berkata: "Bagaimana kami dapat berbicara dengan seorang anak (Nabi Isa Alaihi Salam) yang baru lahir?" Dengan izin Allah Subhanahu Wa Ta'ala, tiba-tiba Nabi Isa Alaihi Salam yang masih berada dalam buaian ibunya itu dapat berbicara untuk menjawab mereka. Di dalam Al-Qur'aan Allah Subhanahu Wa Ta'ala  telah berkisah tentang ini dengan Firman-Nya :

Berkata Nabi Isa Alaihi Salam: "Sesungguhnya aku(Nabi Isa Alaihi Salam) ini hamba Allah. Dia memberi Al-Kitab (Injil) dan Dia(Allah Subhanahu Wa Ta'ala) menjadikan aku(Nabi Isa Alaihi Salam)  seorang Nabi." [Surah Maryam, 19:  Ayat 30]

"Dan Dia(Allah Subhanahu Wa Ta'ala) menjadikanku(Nabi Isa Alaihi Salam) seorang yang diberkati di mana saja aku(Nabi Isa Alaihi Salam)  berada, dan Dia(Allah Subhanahu Wa Ta'ala) memerintahkan kepadaku(Nabi Isa Alaihi Salam)  mendirikan sholat dan menunaikan zakat selama aku(Nabi Isa Alaihi Salam) hidup." [Surah Maryam, 19: Ayat 31]



"Dan berbakti kepada ibuku(Maryam), dan Dia(Allah Subhanahu Wa Ta'ala) tidak menjadikan aku(Nabi Isa Alaihi Salam) seorang yang sombong lagi celaka." [Surah Maryam, 19: Ayat 32] 


"Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku(Nabi Isa Alaihi Salam), pada hari aku(Nabi Isa Alaihi Salam) di bangkitkan kembali." [Surah Maryam, 19: Ayat 33).



Nabi Isa Alaihi Salam Diutus Kepada Bani Israil

Setelah peristiwa ajaib itu, Maryam berhijrah ke negeri Mesir untuk melindungi anaknya (Nabi Isa Alaihi Salam) dari maksud-maksud jahat kaumnya. Beberapa lama hidup di mesir, mereka kemudian kembali pulang ke negeri Syam. Pada usia 30 tahun, Nabi Isa Alaihi Salam di angkat oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjadi Nabi untuk menyerukan manusia beriman kepada Allah kepada kaumnya, bani israil. Di dalam Al-Qur'aan Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah Berfirman :

"Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al-Kitab, Hikmah, Taurat, dan Injil." 
[Surah Ali-'Imran, 3: Ayat 48]

Dan sebagai Nabi untuk bani israil yang berkata kepada mereka: "Sesungguhnya aku(Nabi Isa Alaihi Salam) datang kepadamu dengan membawa suatu tanda mukjizat dari Robbmu, iaitu aku(Nabi Isa Alaihi Salam) membuat untukmu dari tanah seperti bentuk burung, kemudian aku(Nabi Isa Alaihi Salam) meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah, dan aku(Nabi Isa Alaihi Salam) menyembuhkan orang-orang yang buta sejak lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak, dan aku(Nabi Isa Alaihi Salam) menghidupkan orang mati dengan izin Allah, dan aku(Nabi Isa Alaihi Salam) kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan dirumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat suatu tanda kebenaran kerasulanku bagimu, jika kamu sungguh sungguh beriman" [Surah Ali-'Imran, 3: Ayat 49].



Perancangan Yahudi Kafir Membunuh Nabi Isa Alaihi Salam

Sahabat-sahabat Nabi Isa Alaihi Salam yang disebut sebagai kaum Hawariyyun, hanya berjumlah 12 orang. Tetapi di antara 12 sahabatnya itu, ada salah seorang yang murtad dan berkhianat terhadapnya, iaitu Yahuza atau Iskarius. Kerana hasutan Yahuza, lama kelamaan banyak orang yang terpengaruh dan mengikuti ajakannya.

Di dalam menyampaikan Ilmu Laa ilaha illaa Allah dan mengajak orang-orang yahudi beriman kepada Allah Subhanahu Wa  Ta'ala, Nabi Isa Alaihi Salam mendapat tentangan yang keras dari orang-orang yahudi yang kafir. Mereka bahkan bermusyawarah untuk menangkap dan membunuh Nabi Isa Alaihi Salam. Pimpinan kaum yahudi kafir itu tak lain adalah Yahuza, sahabat Nabi Isa Alaihi Salam yang murtad itu.

Ketika itu, yang berkuasa atas seluruh negeri adalah Raja Horodes. Dia adalah penguasa yang zalim serta amat memusuhi seruan Nabi Isa Alaihi Salam. Raja Horodes kemudian memerintahkan tentaranya untuk menangkap Nabi Isa Alaihi Salam dan membunuhnya. Maka jadilah Nabi Isa Alaihi Salam sebagai buruan tentara kerajaan.

Nabi Isa Alaihi Salam suatu ketika, terkepung dalam suatu wilayah. Tetapi tentara kerajaan tidak berhasil menemukan tempat persembunyiannya. Nabi Isa Alaihi Salam beserta pengikutnya bersembunyi pada suatu tempat yang terpencil, sehingga tentara kerajaan lama tidak berhasil menangkapnya. Akan tetapi, si penghianat Yahuza rupanya mencium tempat persembunyiannya Nabi Isa Alaihi Salam. Dia langsung melaporkan hasil pengintaiannya itu kepada Raja Horodes, untuk memperoleh sejumlah besar hadiah. Maka segerahlah raja itu memerintahkan balatentaranya mengikuti Yahuza ke tempat persembunyiannya Nabi Isa Alaihi Salam.

Nabi Isa Alaihi Salam tidak berdaya ketika tentera kerajaan tiba-tiba menyerbu tempat persembunyiannya, dipimpin oleh Yahuza. Tetapi Allah  Subhanahu Wa Ta'ala berkehendak lain dengan QudratNya, Nabi Isa Alaihi Salam di angkat oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala ke langit untuk diselamatkan dari kejahatan kaum kafir. Sementara itu, Yahuza yang memimpin pasukan kerajaan, dengan serta merta, diubah wajahnya oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjadi serupa dengan Nabi Isa Alaihi Salam. Maka, ketika tentera kerajaan melihatnya, segera ditangkaplah Yahuza, meskipun dia meronta ronta dan membela diri.

Demikianlah Yahuza tidak dapat membuktikan bahawa dirinya bukanlah Nabi Isa Alaihi Salam, sebab wajahnya amat serupa. Lagi pula, satu-satunya orang yang berwajah Nabi Isa Alaihi Salam ketika itu adalah dia sendiri. Maka tidak ada alasan bagi tentera kerajaan untuk tidak menangkapnya dan kemudian membawanya ke hadapan Raja Horodes. Nabi Isa palsu itu di jatuhi hukuman mati dengan di salib di atas tiang kayu. Allah Subhanahu Wa Ta'alaa menjelaskan peristiwa ini dengan FirmanNya:

Dan kerana ucapan mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al-Masih, Isa Putra Maryam, Rasul Allah!" padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang orang yang berselisih paham tentang pembunuhan Isa benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka. Mereka pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. [Surah An-Nisa', 4: Ayat 157]



Risalah Agung Nabi Isa Adalah لاَ إِلَهَ إِلَّاالله


Jika Al-Qur'aan mengandungi ayat-ayat mengajak manusia beriman kepada Allah berlandaskan
 لاَ إِلَهَ إِلَّاالله, maka begitu pulalah ajaran yang di bawa oleh Nabi Isa Alaihi Salam. Nabi Isa Alaihi Salam sebenarnya menyampaikan لاَ إِلَهَ إِلَّاالله yang sama dengan ajaran Islam terkini yang dibawa oleh Nabi Muhammad Sollallahu Alaihi Wasallam. Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah Berfirman:

Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahawasanya tidak ada Ilah melainkan Aku (Allah Subhanahu Wa Ta'ala), maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku(Allah Subhanahu Wa Ta'ala)". [Surah Al-Anbya, 21: Ayat 25]

Akan tetapi, sebahagian orang dari golongan yahudi, ajaran-ajaran  لاَ إِلَهَ إِلَّاالله itu telah di selewengkan. Yahuza yang diserupakan wajahnya dengan Nabi Isa Alaihi Salam, Kemudian di salib hingga menemui ajalnya iu. 

Kebanykan mereka mengatakan Nabi Isa Alaihi Salam adalah anak Allah Subhanahu Wa Ta'ala bagi menebus dosa umat manusia. Padahal Allah Subhanahu Wa Ta'alaa dengan tegas telah Berfirman di dalam Al-Qur'aan: 

"Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Mahasuci Dia(Allah Subhanahu Wa Ta'ala). Apa bila Dia(Allah Subhanahu Wa Ta'ala) telah menetapkan sesuatu, maka Dia(Allah Subhanahu Wa Ta'ala) hanya berkata kepadanya: "Jadilah!" maka jadilah dia. [Surah Maryam, 19: Ayat 35]


Islam di lain pihak, memandang Nabi Isa Alaihi Salam sama seperti nabi-nabi yang lain. Beliau adalah manusia biasa yang kemudian di angkat oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjadi Nabi dan RasulNya. Tentang kejadiannya yang tanpa ayah itu, bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah hal mudah, sama seperti kejadian Nabi Adam Alaihi Salam yang tidak berbapa mahupun beribu. Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah Berfirman tentang Nabi Isa Alaihi Salam sebagai berikut:

Sesungguhnya telah kafirlah orang yang mengatakan: "Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih Putra Maryam", padahal Al-Masih(Nabi Isa Alaihi Salam) sendiri berkata: "Hai bani israil, sembahlah Allah Rabbku dan Rabbmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka pasti Allah mengharamkan baginya syurga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun". [Al-Ma'idah, 5: Ayat 72]

Begitu pula Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang lain : 

"Al-Masih Putra Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa Rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, keduanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan kami, kemudian perhatikanlah bagaimana mereka saling berpaling dari ayat ayat kami itu. 
[Surah Al-Ma'idah, 5: Ayat 75]


Kesimpulan dan Hikmah Kisah Nabi Isa

1. Dengan Kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Ruh Suci yang ditiupkan Jibril Alaihi Salam kepada Maryam menjadi janin, maka lahirlah Nabi Isa Alaihi Salam.

2. Kejadian Nabi Isa Alaihi Salam yang nampak ganjil itu, bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah hal yang biasa. Lebih ganjil lagi kejadian Nabi Adam Alaihi Salam yang tidak berayah dan beribu.

3. Sahabat-sahabat Nabi Isa Alaihi Salam berjumlah 12 orang, dan mereka disebut Al-Hawariyyun.

4. Ajaran Nabi Isa Alaihi Salam sesungguhnya sama dengan ajaran Islam sekarang.

Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Ilah melainkan Aku (Allah Subhanahu Wa Ta'ala), maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku(Allah Subhanahu Wa Ta'ala)". [Surah Al-Anbya, 21: Ayat 25]

Persamaan yang dimaksudkan adalah mengajak manusia beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala  dan menyampaikan  لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّه. Kesemua 124,000 Nabi-Nabi telah diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk menyampaikan Risalah Agung لاَ إِلَهَ إِلَّاالله kepada umat manusia. 


[Rasulullah Sollallahu Alaihi Wasallam pernah mengimami 124,000 Nabi-Nabi bersolat 
berjemaah semasa peristiwa Isra' Mikraj di Masjid ini]





Sunday 28 January 2018

Jalan Lurus Orang Yang Beriman. Dimanakah Kita?

بسم الله الرحمن الرحيم

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah, selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha 
dan tempat kamu tinggal. (Muhammad 47: 19)



Peringatan untuk diriku & umat Nabi Muhammad Sollahu Alaihii Wassalam sempena di penghujung akhir zaman.

Pastikan kita sentiasa berada di jalan yang lurus (Sirotol Mustaqim). Iaitu jalan yg Allah berikan nikmat.

Seperti telah dinyatakan pada doa wajib 17 kali yang kita baca dalam solat yg telah diberitahukan didalam surah Al-Fatiha ayat 6-7.


(7)اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6)صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
"Tunjukilah kami jalan yang lurus. Iaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka..."

Siapakah orang-orang yang Allah anugerahkan nikmat ini..?

Allah berfirman didalam surah An-Nisa ayat 69 mengenai orang-orang yang dianugerahkan nikmat:

"Dan barangsiapa yang mentaati Allah & RasulNya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, iaitu para Nabi, para Shiddiiqiin, orang-orang yang mati Syahid & orang-orang Shalih"

Disini Allah nyatakan hanya 4 golongan sahaja yang sentiasa berada di jalan yang lurus & dianugerahkan nikmat (mukmin).

1. Para Nabi & Warizatul ambia.
2. Para Siddiqin.
3. Para Syuhada.
4. Para Solihin.

Dimanakah kita berada?
Sudah islam belum tentu lagi mukmin.

Beza antara islam & mukmin adalah setinggi langit & bumi.

Jadilah orang mukmin iaitu bukan sahaja islam malah orang yang beriman & dianugerahkan nikmat. Mempunyai AKIDAH yang kukuh, IMAN yang bertambah & berTAUHID.

Saturday 27 January 2018

Masih Ramai Yang Tidak Tahu Kelebihan Doa Nabi Yunus Alaihi Salam. Jom Hayati Kisah ini.

بسم الله الرحمن الرحيم

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah, selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha 
dan tempat kamu tinggal. (Muhammad 47: 19)



KELEBIHAN DOA NABI YUNUS ALAIHI SALAM.


"Tidak ada Ilah selain Engkau. Maha Suci Engkau. Ya Allah, Sesungguhnya aku adalah termasuk dalam golongan orang-orang zalim"



Surah Ash-Shaffat, Ayat 143-144:

 (144فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ (143) لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingati Allah. Nescaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.” (Ash-Shaffat: 143-144)

Di dalam Al-Qur'aan terdapat kisah Nabi Yunus Alaihi Salam yang boleh dijadikan pengajaran dan jika di amalkan doa Nabi Yunus Alaihi salam. Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan lepaskan hamba-Nya dari kesusahan atau musibah yang menimpa atau di dalam bahasa zaman sekarang saat-saat kecemasan (emergency) tetapi individu tersebut perlulah seorang mukminin, sama-sama kita ikuti kisah Nabi Yunus Alaihi Salam semoga kita beroleh keredhaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala sampai hari pembalasan.

Nama sebenar Nabi Yunus Alaihi Salam adalah Yunus bin Mata atau Zun Nun. Baginda Alaihi Salam adalah seorang Nabi yang mulia yang diutus oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada kaumnya. Baginda Alaihi Salam menasihati mereka dan membimbing mereka ke jalan kebenaran dan kebaikan (Laa ilaha illaa Allah); Baginda Alaihi Salam mengingatkan mereka akan kedahsyatan hari kiamat dan memberi amaran kepada mereka dengan neraka dan menjanjikan mereka dengan syurga; Baginda Alaihi Salam memerintahkan mereka dengan kebaikan dan mengajak mereka kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Nabi Yunus Alaihi Salam senantiasa menasihati kaumnya namun tidak ada seorang pun yang beriman di antara mereka. Datanglah suatu hari kepada Nabi Yunus Alaihi Salam di mana Baginda Alaihi Salam merasakan keputusannya dari kaumnya. Hati Baginda Alaihi Salam dipenuhi dengan perasaan marah kepada kaumnya kerana mereka tidak beriman. Kemudian Baginda Alaihi Salam keluar dalam keadaan marah dan menetapkan untuk meninggalkan mereka. Allah Subhanahu Wa Ta'ala menceritakan hal itu dalam firman-Nya :


وَذَا النُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَن لَّا إِلَٰهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
“ Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya) maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: ‘ Tidak ada Ilah selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh aku termasuk  orang-orang yang zalim." (Surah al-Anbiya’ ayat 87)

Tidak ada seorang pun yang mengetahui  perasaan dalam diri Nabi Yunus Alaihi Salam selain Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Nabi Yunus Alaihi Salam cukup marah kepada kaumnya kerana keengganan mereka untuk beriman (menerima Laa ilaha illa Allah). Dalam keadaan demikian, Baginda Alaihi Salam meninggalkan kaumnya.

Baginda Alaihi Salam pergi ke tepi laut dan menaiki kapal yang dapat memindahkannya ke tempat yang lain. Allah Subhanahu Wa Ta'ala belum mengeluarkan keputusan-Nya untuk menyuruh Baginda Alaihi Salam meninggalkan kaumnya. Nabi Yunus Alaihi Salam mengira bahawa Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak mungkin menurunkan hukuman kepadanya kerana dia meninggalkan kaumnya itu. Saat itu Nabi Yunus Alaihi Salam seakan-akan lupa bahawa seorang nabi diperintah hanya untuk berdakwah di jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Taufik dan hidayah itu adalah hak Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk diberikan-Nya kepada sesiapa yang Dia kehendaki. Jadi, tugasnya hanya berdakwah di jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan menyerahkan sepenuhnya masalah berjaya atau tidak kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala semata-mata.



Diringkaskan cerita setelah undian dibuat sebanyak tiga kali Nabi Yunus Alaihi Salam termasuk penumpang kapal yang akan di campakkan kelaut disebabkan untuk mengurangkan beban kapal ketika laut bergeloran untuk mengelakkan kapal karam.



Nabi Yunus Alaihi Salam sangat terkejut ketika mendapati dirinya dalam perut ikan. Ikan itu membawanya ke dasar lautan dan lautan membawanya ke kegelapan malam entah ke mana...

Tiga kegelapan yang di alami oleh Nabi Yunus Alaihi Salam iaitu:

1. kegelapan di dalam perut ikan, 
2. kegelapan di dasar lautan, 
3. kegelapan malam.

Nabi Yunus Alaihi Salam merasakan bahawa dirinya telah mati. Baginda Alaihi Salam mencuba menggerakkan panca inderanya dan anggota tubuhnya masih bergerak. Kalau begitu, Baginda Alaihi Salam masih hidup. Baginda Alaihi Salam terpenjara dalam tiga kegelapan.

Nabi Yunus Alaihi Salam mulai menangis dan bertasbih kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Baginda Alaihi Salam mulai melakukan perjalanan menuju Allah saat Baginda Alaihi Salam terpenjara di dalam tiga kegelapan. Hatinya mulai bergerak untuk bertasbih kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dan lisannya pun mulai mengikutinya. Baginda Alaihi Salam mengatakan:


(Tidak ada Ilah selain Engkau, Maha Suci Engkau. 
Sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim.)

Ketika terpenjara di perut ikan, Baginda Alaihi Salam tetap bertasbih kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ikan itu sendiri  berenang cukup jauh. Kemudian ikan itu tertidur di dasar lautan. Sementara itu, Nabi Yunus Alaihi Salam masih bertasbih kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Baginda Alaihi Salam tidak henti-hentinya bertasbih dan menangis. Baginda Alaihi Salam tidak makan, tidak minum, dan tidak bergerak. Baginda Alaihi Salam berpuasa dan berbuka dengan tasbih.




Ikan-ikan yang lain dan tumbuh-tumbuhan dan semua makhluk yang hidup di dasar lautan mendengar tasbih Nabi Yunus Alaihi Salam. Tasbih itu berasal dari perut ikan paus ini. Kemudian semua makhluk-makhluk itu berkumpul di sekitar ikan paus itu dan mereka pun ikut bertasbih kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Setiap dari mereka bertasbih dengan caranya dan bahasanya sendiri.
Ikan paus yang memakan Nabi Yunus Alaihi Salam itu terbangun dan mendengar suara-suara tasbih begitu riuh dan gemuruh. Ia menyaksikan di dasar lautan terjadi suatu perayaan besar yang dihadiri oleh ikan-ikan dan hewan-hewan lainya, bahkan batu-batuan dan pasir semuanya bertasbih kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan ia pun tidak ketinggalan ikut serta bersama mereka bertasbih kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dan ia mulai menyadari bahawa ia sedang menelan seorang Nabi.





Allah Subhanahu Wa Ta'ala melihat ketulusan taubat Nabi Yunus Alaihi Salam. Allah Subhanahu Wa Ta'ala mendengar tasbihnya di dalam perut ikan. Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta'ala menurunkan perintah kepada ikan itu agar mengeluarkan Nabi Yunus Alaihi Salam ke permukaan laut dan membuangnya di suatu pulau yang ditentukan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Ikan itu pun mentaati perintah Ilah Allah. Tubuh Nabi Yunus Alaihi Salam merasakan kepanasan di perut ikan. Baginda Alaihi Salam sedang sakit tenat, lalu matahari bersinar dan menyentuh badannya yang kepanasan itu. Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta'ala menumbuhkan pohon Yaqthin (jenis labu), iaitu pohon yang daun-daunnya lebar yang dapat melindungi dari sinar matahari. Dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyembuhkannya dan mengampuninya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberitahunya bahawa kalau bukan kerana tasbih yang diucapkannya nescaya ia akan tetap tinggal di perut ikan sampai hari kiamat.

Allah Subhanallahu Ta'ala berfirman maksudnya : 

 (141)وَإِنَّ يُونُسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ (139إِذْ أَبَقَ إِلَى الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ (140فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ الْمُدْحَضِينَ
(144)فَالْتَقَمَهُ الْحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٌ (142فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ(143لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
(147)فَنَبَذْنَاهُ بِالْعَرَاءِ وَهُوَ سَقِيمٌ (145وَأَنبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِّن يَقْطِينٍ (146وَأَرْسَلْنَاهُ إِلَىٰ مِائَةِ أَلْفٍ أَوْ يَزِيدُونَ
(148)فَآمَنُوا فَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَىٰ حِينٍ

“Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul. (Ingatlah) ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut undi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya ia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, nescaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Dan kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, kerena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.” (Surah as-Saffat ayat 139-148)

Firman-Nya lagi yang bermaksud : 

 وَذَا النُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَن لَّا إِلَٰهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي  
 (88)كُنتُ مِنَ الظَّالِمِين  (87)فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ ۚ وَكَذَٰلِكَ نُنجِي الْمُؤْمِنِين 

“Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya) maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: ‘ Tidak ada Ilah selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh aku termasuk  orang-orang yang zalim. Maka Kami kabulkan (doanya) dan Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman." (Surah al-Anbiya’ ayat 87-88)

Nabi Yunus Alaihi Salam adalah seorang Nabi yang diutus oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada mereka. Seharusnya Nabi Yunus Alaihi Salam menyampaikan dakwah (Laa ilaha illaa Allah) di jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Nabi Yunus Alaihi Salam tidak peduli dengan hasil dakwahnya. Tugas Baginda Alaihi Salam hanya sekadar menyampaikan agama. Keluarnya Baginda Alaihi Salam dari kampung halaman kaumnya dalam keadaan mereka kufur adalah dilarang melainkan mendapat wahyu daripada Allah Subhanahu Wa Ta'ala seperti Nabi Luth Alaihi Salam di arahkan keluar daripada kampung halamannya kerana Allah Subhanahu Wa Ta'ala ingin membinasakannya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan suatu pelajaran kepada Nabi Yunus Alaihi Salam dalam hal dakwah di jalan-Nya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengutusnya hanya untuk berdakwah. Inilah batasan dakwahnya dan Baginda Alaihi Salam tidak perlu bimbang jika mereka tidak beriman dan tidak patut marah kepada mereka kerana petunjuk dan hidayah adalah hak mutlak Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman maksudnya : 

فَلَوْلَا كَانَتْ قَرْيَةٌ آمَنَتْ فَنَفَعَهَا إِيمَانُهَا إِلَّا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّا آمَنُوا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَىٰ حِينٍ

“Dan mengapa tidak ada penduduk suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Nabi Yunus Alaihi Salam? Tatkala mereka (kaum Nabi Yunus Alaihi Salam itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu yang tertentu.”
(Surah  Yunus ayat 98)

Marilah sama-sama kita mengambil iktibar daripada kisah Nabi Yunus Alaihi Salam ini bahawa setiap orang mukmin yang menjadi pendakwah perlulah bekerja menyampaikan risalah Laa ilaha illaa Allah kepada manusia dengan cara yang hikmah.Taufik dan hidayah itu adalah hak mutlak Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dan Dia akan memberikan kepada sesiapa saja yang Dia kehendaki. Kita boleh berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala membuka pintu hati-hati mereka untuk beriman kepada-Nya.

Fadhilat doa/tasbih Nabi Yunus Alaihi Salam semasa terperangkap di dalam perut Ikan Nun.

Sabda Rasulullah Sollallahu Alaihi Wasallam maksudnya :

“Barangsiapa mempunyai apa-apa hajat, hendaklah ia berwuduk, kemudian sujud kepada Allah, sambil membaca tasbih Nabi Yunus Alaihi Salam sebanyak 40 kali dengan cara jari telunjuknya menghadap ke arah kiblat ketika ia sujud. Sesungguhnya sesiapa yang berbuat demikian akan diperkenankan doa dan permintaannya.”

Sabda Rasulullah Sollallahu Alaihi Wasallam maksudnya :

“ Sesungguhnya aku ketahui satu kalimah yang apabila dibaca oleh mereka-mereka yang ditimpa bala atau kesusahan, Allah akan lepaskan si pembacanya dari kesusahan. Kalimah tersebut ialah tasbih saudaraku Nabi Yunus Alaihi Salam.



(Tidak ada Ilah selain Engkau, Maha Suci Engkau. 
Sungguh aku termasuk  orang-orang yang zalim.)

Walaubagaimanapun doa hendaklah seiring dengan usaha kerana itu fitrah manusia dan apabila berdoa beserta dengan sedikit usaha Inshaa-Allah kita akan terselamat dari sesuatu malapetaka dari menjadi lebih teruk lagi.

Kesengsaraan Di Padang Mahsyar

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْ...